NIAS – Program Indonesia Pintar (PIP) merupakan pemberian bantuan tunai pendidikan kepada anak usia sekolah yang berasal dari keluarga kurang mampu bagian dari penyempurnaan Program, Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang di tandai dengan pemberian Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Dengan maksud untuk menjamin agar seluruh anak sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar sebagai penerima bantuan sampai anak lulus jenjang pendidikan menengah.
Namun sangat disayangkan, diduga salah satu orangtua murid mengeluh akibat belum pencairan nya dana bantuan KIP (Kartu Indonesia Pintar) sampai saat ini 3 tahun berjalan belum menerima atau di bagikan kepada Bantuan Siswa Miskin (BSM). Walaupun punya Kartu PIP yang sudah diberikan dari bank BRI tetap aja tidak menerima siswa tersebut.
Menurut sumber dari orang tua murid menjelaskan (tidak di sebutkan namanya), ” dana KIP di SDN 078443 Orahili 3 tahun berjalan belum juga cair khusus anaknya tersebut. Saya sudah bosan terus tanda tangan tapi ga pernah cair “.katanya Rabu (13/11/2024)
Selain itu, masih kata sumber, ” orang tua murid yang belum mendapatkan bantuan tersebut mengeluh padahal ia hanya menuntut hak anaknya yang belum mendapatkan bantuan KIP dari pemerintah.
” Kenapa semenjak di SND 078443 Orahili ini bantuan dana KIP anak saya ga pernah cair, padahal sebelumnya diwaktu pertama kali masuk kelas 1 SDN 078443 Orahili
anak saya dapat bantuan tersebut, malahan justru Nai kelas 2, kelas 3 dan sampai Kelas 4 SD ini tidak dapat“. Jelasnya.
Beliau bilang (salah satu guru sekaligus menjabat sebagai operator sekolah SD tersebut), lanjut sumber, ” maaf ya pak, kemarin itu sudah kami perbaiki data dari dapodik sekolah kita, nama anak bapak tersebut, tapi kami tidak tahu kenapa tidak bisa dapat dia beberapa tahun ini, dengan orang tua tersebut menirukan suara guru yang merangkap jabatan operator sekolah tersebut.
Lanjut ungkap orang tua murid tersebut, “saya juga sudah mempertanyakan permasalahan ini ke pihak dinas pendidikan, disana pihak dinas pendidikan mengatakan bahwasanya Rekening anak saya belum diaktivasi oleh pihak sekolah melalui data dapodik sekolah.
” Saya sudah mendatangi ke dinas pendidikan dan mereka mengatakan rekening anak saya belum di aktivasi, saya disuruh datang ke sekolah untuk mempertanyakan kenapa KIP anak saya belum di aktivasi pihak sekolah, padahal berkas anak saya sudah lengkap,
Dan saya juga datang di Bank BRI dimana PIP anak saya terdaftar di Bank tersebut, dengan petugas Bank BRI mengatakan bahwa rekening anak saya telah di tutup karena terlambat untuk di aktfivasi oleh pihak sekolah, padahal setiap tahunnya saya menandatangani berkas tersebut bahkan mereka minta fotocopy kartu keluarga,fotocopy kartu PKH, dan fotocopy KIS, jelas ini kelalaian pihak sekolah, ” Sambungnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah SD Negeri 078443 Orahili kecamatan Bawolato kabupaten Nias, EMILINA LAWOLO S.Pd.SD saat dikonfirmasi awak media mengatakan, pihaknya sudah melakukan perbaikan data bahkan sudah mengirim semua data anak Siswa untuk dapat semua PIP, tetapi pusat pendidikan yang menentukan ungkapnya, dapat atau tidak anak bapak ibu dari siswa tersebut walaupun sudah ada Kartu PIP itu bergantung penentuan dari pusat pendidikan bukan kami dari pihak sekolah.
kalau orang tua siswa kurang senang masuk ke sekolah ini, lebih baik di pindahkan aja anaknya ke sekolah lain ungkap kejelasan kepala sekolah tersebut dengan nada emosional.
Salah satu Tokoh masyarakat desa Orahili yang sering di sebut namanya pak pirma mengatakan kepada awak media, “ya saya sebagai tokoh masyarakat desa Orahili menilai bapak ibu guru kurang respon setiap ada keluhan Orang tua siswa seakan akan dibiarkan saja setiap ada keluhan orang tua, yang sering saya jumpai di sekolah tersebut, siswa ribut dan bertengkar
dalam kelas tetapi bapak ibu guru terbahak bahak untuk ketawa dalam ruangan kantor tampa memperhatikan siswa yang sering bertengkar.
bahkan termasuk anak saya mengeluh akibat toilet/ WC yang di kunci dengan cara di gembok dari luar saat berlangsung kegiatan sekolah, dengan alasan khusus hanya bapak Ibu guru yang menggunakan toilet/WC tersebut, padahal ada dua tempat pintu pembuangan tempat air besar atau pun air kecil/WC tersebut. sehingga anak anak sekolah sering keluar masuk bahkan pulang ke rumah hanya dengan buang air kecil maupun air besar sehingga anak anak tidak fokus untuk belajar di ruangan sekolah tersebut.
Kami sebagai tokoh masyarakat sekaligus orang tua siswa/siswi berharap besar kepada menteri Dinas Pendidikan Republik Indonesia dan bupati Nias melalui Dinas pendidikan kabupaten Nias agar melakukan monitoring di pihak sekolah SD negeri 078443 Orahili kecamatan Bawolato kabupaten Nias provinsi Sumatera Utara.
Untuk di perbaiki kinerja bapak ibu guru disekolah tersebut, demi kebaikan pihak sekolah dan juga anak anak sekolah, keluh tokoh tersebut.
Pihak media ini terus mengupayakan memberitakan perkembangan selanjutnya. Demi keseimbangan pemberitaan kepada seluruh publik. (FON ZEB)