Surabaya || Breakingnewsnusantara – Dalam rangka memperingati 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan, Hari Hak Asasi Manusia, Hari Disabilitas, Hari Pekerja Migran Internasional, dan Hari Perempuan Nasional 2024 yang ke- 96, Jaringan Aksi Kolektif Masyarakat Sipil (JELAS – Fest) 2024, memperkuat gerakan Masyarakat Sipil, membangun Indonesia menjadi Inklusif Membebaskan, memberdayakan, mensejahterakan, hidup tanpa kekerasan, tepatnya di Trans Icon Mall – Surabaya, Jl. A. Yani No. 260 Surabaya, Jawa Timur, pukul 10.00 wib – 17.00 wib, Minggu (01/12/2024).
Dihadiri oleh KPS2K, PKBI, Aisyiyah, Migrant Care, HWDI, Loh Jinawi, SAMADA, Sekolah Perempuan, Balai Aisyiyah, Desbumi, Savy Amira, Perwakilan Pemerintah Provinsi HWDI, Media, pengunjung dan para tamu undangan.
Tujuan terselenggaranya kegiatan ini adalah untuk mempublikasikan pengalaman- pengalaman pemberdayaan masyarakat terutama perempuan dan kelompok rentan lainnya dalam membangun perubahan komunitas- komunitas akar rumput di Jawa Timur, menyebarluaskan informasi untuk mendukung pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak, mendukung kampanye hak- hak disabilitas, akses kerja yang layak bagi perempuan dan rentan, serta merancang aksi kolektif ke depan bagi organisasi masyarakat sipil melalui penegakkan demokratisasi di level daerah.
Ketua Panitia JELAS – Fest 2024, Iva Hasanah menyampaikan pada sambutannya bahwa kondisi perempuan di tanah air masih memprihatinkan, terutama dalam hal perlindungan terhadap kekerasan terus meningkat, ada 1.333 kasus yang terlapor dan data yang dihimpun oleh Komnas Perempuan tercatat 34.682,” paparnya, Minggu (01/12/2024).
“Hal ini menunjukkan perlunya tindakan nyata dari semua pihak untuk memberantas diskriminasi dan kekerasan, dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang hadir dari forum ini melibatkan 50 organisasi non pemerintah, ormas perempuan, akademisi dimana mempunyai tujuan yang sama untuk menyebarluaskan kesadaran akan permasalahan ini kepada masyarakat luas,” imbuhnya.
Dirut BKPI Jatim, Zahra menyampaikan bahwa ada 17 cabang yang ada di Jawa Timur saat ini, kita memberikan edukasi seluas-luasnya kepada Family Planning, membagikan program kepada anak dan keluarga, dan juga memberikan pendampingan anak yang kena terkait hukum, terkait HIV AIDS, dan Transpuan maupun LSL (Laki Seks Laki),” terangnya.
Acara juga dimeriahkan oleh penampilan talkshow, open mic, pagelaran budaya, fun game, fashion show, dan juga pagelaran ludruk dari Tim Pengorganisasian Masyarakat PKBI Jatim yang mana mengkampanyekan pentingnya pencegahan kekerasan pada perempuan khususnya dalam rumah tangga.
WKRI (Wanita Khatolik Republik Indonesia)DPD Jatim, Elle Lengkonosari, mengungkapkan bahwa menjadi edukasi untuk diri sendiri tentunya, dari kegiatan ini, dan sangat bermanfaat secara pribadi saya bisa semakin ingin lebih mendalami isu- isu terkait kekerasan dalam perempuan,” ungkapnya.
Salah satu yang mewakili Jawa Timur, Sri Yulis dari Sekolah Perempuan Lumajang, memaparkan sangat bermanfaat sekali adanya saya ikut Sekolah Perempuan, dengan adanya sekolah perempuan, kita banyak belajar dari hal yang tidak tahu menjadi tahu, dan kita sebagai perempuan harus bangkit dari keterpurukan, bangkit untuk bisa menjadi perempuan yang hebat dan bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga dan bangsa ini, terimakasih kepada semua para guru, tutor, dan semua pihak bahwa perempuan juga bisa berhak mendapatkan hak- haknya sebagai perempuan,” tutupnya.
(Ldy)