Surabaya || Breakingnewsnusantara.com – Semangat kartini masih dirasakan hingga saat ini bagi perempuan perempuan muda Indonesia, dan ini menjadi motivasi bagi semua perempuan.
Lahirnya kartini menjadi dongkrak bagi kita semua untuk mendapatkan kesetaraan gender, bahwa perempuan memiliki hak yang sama, dan semangat kartini mampu membangkitkan generasi generasi perempuan bangsa untuk bisa bersaing dan berkembang pada kemampuan dan kreativitas yang dimiliki.
Bersama dengan Kartini Youth Festival, diciptakan sebagai perayaan bagi orang-orang muda terutama perempuan muda di dunia nyata untuk saling terhubung dan membentuk aksi kolektif dalam memperjuangkan hak- hak perempuan dalam bentuk kebebasan berpendapat, berkarya dan berkolaborasi antar semua kelompok orang muda agar dapat mendorong kampanye lebih luas tentang pentingnya para pembuat kebijakan berpihak pada perempuan muda agar terlindung dari tindak KBGO ( Kekerasan Berbasis Gender Online), tepatnya di Lobi Utama Trass Icon Mall Surabaya, pada pukul: 13.00 – 17.00 wib, Sabtu (26/04/2025).
Kekerasan seksual berbasis elektronik ini merupakan salah satu bentuk dari KBGO yang sangat berdampak buruk bagi banyaknya perempuan karena dari aspek psikologis maupun emosional, dan tentunya mengurangi rasa aman bagi perempuan saat berada di ruang digital.
Kegiatan Kartini Young Festival 2025 diselenggarakan oleh Komunitas Kartini Young yang didukung oleh Kelompok Perempuan dan Sumber – sumber Kehidupan (KPS2K), Kapal Perempuan, PKBI yang tergabung dalam program INKLUSI di Indonesia.
Direktur Eksekutif KPS2K Jawa Timur, Iva Hasanah, S.T., S. Sos., memaparkan bahwa sebagai organisasi perempuan yang berdiri sejak 2005 dan dalam konsep pemberdayaan perempuan bersama KAPAL Perempuan dan PKBI Jawa Timur memfasilitasi komunitas Kartini Young Fest 2025, agar orang muda terutama bagi perempuan di Surabaya sekitarnya mendapatkan ruang sipil yang aman dan aspirasi mereka di dengarkan oleh pembuat kebijakan terutama tentang makin maraknya KBGO yang dialami perempuan,” paparnya, Sabtu (26/04/2025).
Kordinator komunitas Kartini youth, Oktavia Firnanda adalah generasi Z yang merasa penting untuk selalu menghidupkan terus api perlawanan Kartini untuk memotivasi agar para perempuan muda lainnya juga berani speak up melakukan aksi bersama dalam penghapusan kekerasan seksual,” harapnya.
Jika dahulu perempuan menghadapi keterbatasan akses terhadap media karena minimnya pendidikan dan ruang pendapat, saat ini hadirlah teknologi digitalisasi, namun kenyataannya perkembangannya dunia digitalisasi membawa kondisi ambiguitas terutama pada perempuan.
Data Kementerian Pemberdayaan
Perempuan Dan Anak tahun 2024 menemukan bahwa kasus Kekerasan Berbasis Gender
Online (KBGO) di Indonesia naik 4 (empat) kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu
118 kasus di triwulan I tahun 2023 menjadi 480 kasus pada triwulan I tahun 2024, dipertegas
oleh Menteri PPPA jika korban KBGO pada rentang usia 18-25 tahun menjadi kelompok
terbanyak, yaitu 272 kasus atau 57 persen dan diikuti anak-anak rentang usia di bawah 18
tahun dengan 123 kasus atau 26 persen. Sedangkan di tahun 2024, jumlah kasus kekerasan
yang terjadi di Jawa Timur 1.333 dan terbesar ke-2 di Indonesia.
Permasalahan kekerasan terhadap perempuan ini telah menjadi perhatian penting
pemerintah dengan disahkannya UU No. 12 tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan
Seksual yang mengakomodir adanya 9 (sembilan) terobosan norma baru antara lain: 1)
Pelecehan seksual fisik, 2) Pelecehan seksual non fisik, 3) Pemaksaan kontrasepsi, 4)
Pemaksaan sterilisasi, 5) Pemaksaan perkawinan, 6) Penyiksaan seksual, 7) Eksploitasi
seksual, 8) Perbudakan seksual, 9) Kekerasan seksual berbasis elektronik. Namun sayangnya
masih dibutuhkan effort yang besar untuk dapat merasakan manfaat dari Undang-Undang tersebut.
Anggya Juwita (19), salah satu perempuan muda yang memiliki segudang prestasi dan seorang mahasiswa, berprofesi sebagai model, dan mencapai prestasi sebagai runner up 1 putri Indonesia Jawa Timur, dan juga kegiatan sosial, hadir dalam Kartini Youth Fest 2025 bahwa terselenggaranya tujuan ini adalah mengedukasi dan memberikan inspirasi bagi generasi muda terutama perempuan muda, membangun kesadaran publik tentang perjuangan kartini melawan domestifikasi dan stigmatisasi terhadap perempuan Jawa, dan memperkuat aksi kolektif orang muda dalam mendukung perlindungan pada perempuan dari tindak KBGO dan kekerasan dalam bentuk apapun,” tutupnya. (Ldy)