Oleh Redaksi Breakingnewsnusantara.com
Pelantikan Prof. Dr. Leny Nofianti sebagai Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN Suska) Riau periode 2025–2029 menandai babak baru dalam sejarah kampus Islam terbesar di Bumi Lancang Kuning itu. Setelah melalui proses seleksi panjang dan penuh dinamika, keputusan Kementerian Agama menetapkan Leny sebagai pemimpin tertinggi kampus ini membawa harapan akan perubahan.
Ini bukan hanya soal regenerasi kepemimpinan, tapi juga soal kepercayaan publik terhadap kapasitas perempuan dalam mengelola institusi keagamaan. Dalam konteks UIN Suska yang beberapa tahun belakangan diwarnai berbagai problem internal mulai dari konflik struktural, stagnasi akademik, hingga lemahnya tata kelola pemilihan Leny menjadi angin segar.
Leny bukan orang baru di lingkungan akademik. Ia dikenal sebagai akademisi yang tenang namun tegas, dan telah malang melintang dalam birokrasi kampus. Tantangan yang dihadapinya tidak ringan. Ia harus memulihkan kepercayaan sivitas akademika, menata ulang sistem manajemen kampus, dan mengembalikan marwah UIN sebagai pusat pengembangan keilmuan Islam yang moderat dan adaptif terhadap zaman.
Pekerjaan rumahnya cukup menumpuk: akreditasi yang perlu ditingkatkan, riset dosen yang masih tertinggal dibanding UIN-UIN besar lain di Jawa, serta keterbatasan dalam kerja sama internasional. Selain itu, ada pula persoalan mentalitas birokrasi lama yang seringkali menyulitkan gerak perubahan. Di sinilah visi dan nyali Leny akan diuji.
Lebih dari itu, pelantikan ini juga penting sebagai simbol. Bahwa UIN bukan hanya milik kelompok tertentu, bukan pula menara gading yang menjauh dari problem rakyat. Kampus harus hadir dalam denyut kehidupan masyarakat, menjadi pelopor pemikiran kritis dan peradaban.
Leny Nofianti punya waktu empat tahun. Waktu yang singkat untuk membenahi hal besar, tapi cukup jika dijalani dengan keberanian. UIN Suska Riau sedang menanti bukan sekadar pemimpin, tetapi pengarah jalan yang bukan hanya tahu arah, tapi juga berani membongkar jalan lama yang penuh lubang.
Penulis ilham